Pages

Minggu, 11 April 2010

My Honey ....

Aku mungkin termasuk anak yang tidak memiliki waktu bersama yang panjang dengan kedua orang tua, amak dan abak biasa aku memanggil mereka begitu juga kakak-kakakku yang lainnya.

Setamat SD aku sudah meninggalkan mereka untuk mengejar idealisme ku, yach memang sedikit lucu sih, waktu itu aku ingin melanjutkan sekolah di luar daerah, kekeuh tanpa bisa ditawar-tawar, walau dengan pengetahuan yang kurang tentang merantau, daerah itu dan sekolahnya ditambah lagi waktu itu aku bukanlah anak yang mandiri, blm bisa masak nasi apalagi masak lauk, nyuci dan satu lagi yang paling aku tidak bisa, menggosok baju! He he...

Maklumlah, karena aku punya satu kakak perempuan, usia kami terpaut 4 tahun, jadi saat itu dia sudah bisa menghandle semua kerjaan rumah, cuci dan masak itu diserahkan ke kakakku, Eli. Sedangkan aku, hm... aku bagian cleaning servis he he, yach aku bertanggung jawab dengan kerapian, kebersihan rumah serta halaman. Paling banter aku bantu memarut kelapa jika kakakku merasa kewalahan saat memasak, kalo disuruh ngulek cabe wah langsung deh aku ngambek, takut ntar tanganku panas. Itu juga sebabnya, walau sekarang aku udah biasa masak dan menurut aku nih (inipun kata temen-temen) udah jago masak, tapi kalo udah berhadapan ma kakakku dan orang2 di rumah, tetap aja dilabeli, “gak bisa masak...”. bete gak sih digituin....

Hm.., kembali ke cerita awal.., tadi aku ngomong tentang kebersamaanku yang bisa dibilang singkat dengan amak dan abak, yach aku merantau ke Batu Tebal Padang Panjang, tepatnya ke MTsN Batu Tebal, disana selama 3 tahun. Emang sih setiap liburan aku pasti pulang, atau setidaknya sekali 2 atau 3 bulan aku pasti pulang kampung barang 1 atau 2 hari. Selama tiga tahun...

Setamat MTsN, aku kembali tergiur untuk menetap di negeri orang, aku memilih MAN/MAPK Padang Panjang sebagai jelajahku berikutnya, hm daerah yang dingin dan indah. Walau disediakan asrama, aku bersama beberapa orang teman memutuskan untuk kosan tak jauh dari sekolah. Harapanku sih bisa menamatkan masa SMUku di sana, tapi ternyata Allah berkehendak lain. Setelah kenaikan kelas, saat liburan semester abak memintaku pindah ke kampung. Yach karena waktu itu mereka hanya tinggal berdua di rumah, hm... waktu itu kupikir kapan lagi aku bisa bareng mereka, mungkin ini sudah saatnya. Aku pindah sekolah..... hik.. met tinggal padang panjang....

Akhirnya aku menghabiskan masa kelas 2 dan 3 ku di MAN Palangki, tidak seberapa jauh dari kampungku, ada sekitar lima belas ato dua puluh menitan lah. Masa itulah aku baru mengenal siapa amak dan abak..... hm...

Siapa sih amak dan abak ku?

Waktu SD aku pernah melontarkan pertanyaan kepada amak, yang sampe sekarang masih kuingat moment itu, kalo aku ingat hal itu, aku selalu tertawa, ah betapa bodohnya aku ya... mau tahu apa pertanyaanku?... “Mak, amak dan abak saudara ya? He... he, maklumlah namanya juga anak SD, sama sekali tidak mengerti apa itu muhrim dan non muhrim, kenapa orang2 bisa menikah serta syarat2nya. Karena waktu itu aku tahu amak memiliki nama Nurmani, dan abak Muhammad Nur, amak dipanggil Nur, dan abak juga dipanggil Nur..., ha.. ha..., kupikir karena panggilan mereka sama itulah kukira mereka bersaudara..., bodoh bukan? He he..

Siapa sih abakku?

Saat aku semakin mengerti dengan kehadiran mereka, baru aku menyadari betapa sedikitnya waktuku bersama mereka selama ini, berbincang, ngobrol dan bekerja bersama-sama. Waktu 2 tahun itulah aku baru tahu seperti apa orang yang selama ini kupanggil abak. Yang semakin hari kulitnya semakin keriput, hari-harinya yang semakin berat, tubuhnya yang semakin ringkih, hanya tinggal kulit pembalut tulang. Semakin hari kulitnya semakin kelam karena tersengat matahari.

Seorang ayah yang tidak begitu banyak bicara, tapi beliau selalu suka diskusi denganku, menurutku abak termasuk orang yang suka perubahan, tidak saklek sebagaimana orang kebanyakan seusia beliau. Beliau terbiasa melayani dirinya sendiri dari membuat kopi, kapanpun itu, apakah pagi, siang atau malam, saat beliau menginginkannya. Sebagian bukuku yang ada di rumah juga diincar beliau, yach walaupun harus diselesaikan dalam waktu yang cukup lama.

Orang yang paling sederhana, yang kutemukan adalah abak, beliau hanya memiliki 2 celana panjang, atasan yang ada dilemaripun sudah berpuluh tahun umurnya, yach saat aku SMA bahkan saat aku kuliah dan sudah bekerjapun. Ada satu baju koko bordiran berwarna krem kekuning kuningan atau emang kuning ya..., kadang suka buta warna juga seh, seingatku tuh baju dari aku lahir itu udah ada, tapi warnanya tetap kinclong, bahannya masih kuat hanya saja bordiran sepanjang kancingnya sudah sedikit rusak. Salah satu baju faforitnya abak.

Seorang ayah yang tak banyak neko, tidak sebagaimana lazimnya seorang suami ato ayah, yang mesti selalu dispesialkan aku mengenal abak. Saat makan, beliau tidak pernah memprotes ataupun meminta kami menyediakan lauk khusus untuk beliau di tempat yang berbeda dengan anggota keluarga lainnya. Jika pengen sayur yang sesuai dengan selera sendiri, beliau akan memasaknya sendiri, yah maklumlah kadang kita orang muda masak dengan cara yang sama sekali berbeda dengan orang2 tua, jadi beda rasanya. Hanya saja jika masak “kaleo”, arti indonesianya rendang basah, beliau akan meminta dipisahkan satu mangkok saja yang masih ada kuahnya.

Oh ya, abak juga suka membaca dan mengikuti berita di televisi, itulah membedakan beliau dengan amak. Abak sempat mengecap sekolah rakyat, memang Cuma sampai kelas satu aja, tapi kelas I di SR itu beda dengan kelas I SD sekarang..., bener loh.., he he.. ngotot yach, padahal juga ga berpengalaman, kan ceritanya ya..., jadi ya mesti percaya dong!. Sedangkan amak, beliau alhamdulillah bisa menamatkan SR dengan segala duka citanya, dan harus ikhlas dan berlapang dada tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolah selanjutnya, kalo gak salah itu udah bisa melanjutkan sekolah guru, he he itukan juga kata beliau... he he. Kami mengakui sih, amak itu topcer banget, tapi ya itu setelah berkeluarga sampai sekarangi ni, udah bercucu tetap aja yang namanya baca buku itu paling males banget, alasannya sih gak keliatan, gak ada kacamatalah.., pokoke gitu lah. Jadinya kalo ada hal2 yang mesti didiskusikan dan dibicarakan, terkadang ama abak aja nyambungnya, sama amak..., no coment..

banyak hal yang menjadi memori bagiku akan kebersamaan yang singkat dengan abak, he is my inspiration, mungkin di tema lain akan aku ceritakan ya.

Trus siapa sih amakku?

Amak bisa digabungkan dengan kelompok workholic..., hm, ya serius loh. Dulu aku sering membanggakan amak dengan temen2ku, “amakku susah banget kalo disuruh duduk, apalagi kalo disuruh tidur siang, boro2 deh. Gak tahu panas ato hujan, pasti ada aja yang beliau kerjakan...”. dulu aku sering bingung dengan karakter baliau, tapi semakin ke depan dan semakin belajar, ternyata memang ada karakter seperti itu. Hm.. amak hebat...^_^.

Waktu SD aku pernah berantem dengan temen, dia terkenal nakal dan galak, aku gak ingat pasti masalahnya sampai aku menangis, kemudian pulang dan mengadu ke beliau, “kalo berantem, ya udah selesaikan jangan pernah mengadu ke orang tua, bisa-bisa kami sesama orang tua nantinya yang berantem..., jadi hadapi sendiri!” deg, ah si iya kecil waktu itu begitu tidak mengerti apa sih maksudnya? Kenapa juga kita tidak boleh mengadukan orang yang jahat sama kita ke orang tua kita sendiri coba?... hm si iya kecil bingung banget waktu itu. Alhamdulillah akhirnya setelah banyak belajar baru diriku mengerti , ^_^ semoga aja ya.

Mungkin itu sedikit hal tentang my amak dan abak, insya allah masih banyak hal yang menjadi kekhasan dan karakter beliau. Banyak memori yang tersimpan di dada ini, yang masih teringat ya... satu hal aku salut sama mereka berdua, walau sering berselisih pendapat, sering bercanda sampe ngambek-ngambekan dan terkadang kita melihat bertengkar, tapi setelah dikonvimasi eh tidak ada yang ngaku..., katanya sih..”begitulah cara kami menjalani hari-hari kami bersama....” cie... romantis banget yach.

I Love You Full, mak.., bak.... Ya rabb maafkanlah dosa mereka dan sayangilah mereka ya rabb, sebagaimana mereka menyayangi kami dulunya di waktu kecil. Ya Rabb, berikanlah ketabahan jiwa dan kesabaran yang seluas langit dan bumi untuk amak tercinta, berikanlah husnul khotimah nantinya kepada beliau. Amin. Ya Rabb, tempatkanlah abak disisi Mu, di tempat orang-orang yang mulia di tempat terbaik, lapangkanlah tempat peristirahatan terakhinya ya Rabb, terangilah dengan pelita syurga Mu, hamba mohon pada Mu ya rabb, pertemukanlah kami kembali di jannahMu nantinya. Amin.

Mengenang kepergian abak ke rahmatullah, 28 Februari 2010.

2 komentar:

  1. I miss U Mom..., when I can there beside u...

    BalasHapus
  2. -. duh.... denger ceritanya sambil senyum-senyum wak.
    ternyata gini toh... abak, amak dan ka' ya waktu kecil... ditunggu cerita berikutnya (~_~)

    -. amiiiin, anak sholeh adalah investasi Orang tua... bener tak ka'... hehe.

    BalasHapus